ANALISIS FAKTOR PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PENJAJA SEKSUAL LANGSUNG DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ANALISIS FAKTOR PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP INFEKSI
MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PENJAJA SEKSUAL LANGSUNG
DI KOTA BANDAR LAMPUNG  

Khoidar Amirus1

ABSTRAK

Infeksi menular seksual (IMS) merupakan berbagai penyakit infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual dan juga dapat melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan seperti gonorrhea, syphilis, chlamydial dan HIV/AIDS. Kejadian IMS di Kota Bandar Lampung menunjukan peningkatan kasus yaitu sejak tahun 2013 – 2015, dimana total jumlah kasus IMS tahun 2013 sebanyak 2680 kasus, pada tahun 2014 sebanyak 3582 kasus dan pada tahun 2015 sampai dengan bulan Mei berjumlah 1041 kasus. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor risiko yang berhubungan dengan tingginya angka kejadian IMS tersebut di Kota Bandar Lampung pada tahun 2015.
Jenis penelitian menggunakan jenis kuantitatif dan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh WPSL Kota Bandar Lampung berjumlah 786 orang dan menggunakan sampel 96 orang, teknik pengambilan sampel accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner STBP 2015 Depkes RI dengan cara wawancara dan observasi dokumentasi hasil pemeriksaan laboratorium. Analisis data dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian diketahui kejadian IMS pada WPSL lebih banyak menderita IMS 65,6 %, lebih banyak tingkat pengetahaun kurang baik 46,9 %, lebih banyak berperilaku seksual non klasik 51,0 %, lebih banyak berperilaku penggunaan kondom tidak konsisten 61,5 %, lebih banyak berperilaku selalu minum alkohol 67,7 % dan lebih banyak berperilaku penggunaan napza kadang-kadang 74,0 %. Hasil analisis hubungan diketahui ada hubungan tingkat pengetahuan (p-value 0.000), perilaku seksual (p-value 0.000), perilaku penggunaan kondom (p-value 0.000), perilaku penggunaan napza (p-value 0.045), dan tidak ada hubungan perilaku minum beralkohol (p-value 1.000) dengan kejadian IMS. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa faktor tingkat pengetahuan memiliki nilai OR Adjusted tertinggi yaitu 30,8 artinya faktor tersebut merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian IMS. Dengan demikian disarankan kepada WPSL untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya sistem reproduksi sehingga dapat mencegah perkembangan dan penularan penyakit IMS serta lebih aktif dalam kelompok pendidik pendamping sebaya dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang IMS.       

Kata Kunci     : IMS, Pengetahuan, Seksual, Kondom, Alkohol, Napza





 


1) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar